Oleh :
Kurniawan Dwi A
Dalam pepatah jawa mengatakan
guru itu digugu lan ditiru sebagai akronim dari kata guru. Berdasarkan hal
tersebut, tentu masyarakat jawa berpandangan bahwa guru merupakan sosok yang
diharapkan dapat digugu atau dapat dipercaya serta ditiru atau dapat menjadi
contoh dalam kehidupan.
Guru yang dapat digugu maksudnya
segala apa yang ia katakan dan perbuat dapat dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban tersebut berupa alasan–alasan maupun pembuktian-pembuktian
yang logis dalam menyampaikan sesuatu baik kepada siswa maupun masyarakat.
Sehingga ketika ada siswa atau masyarakat bertanya, diharapkan guru dapat
menjawabnya dengan benar dan dapat dipercaya kebenarannya.
Sementara itu, guru dapat ditiru maksudnya
segala tingkah laku baik perkataan maupun perbuatan yang dilakukan senantiasa
dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa maupun masyarakat. Hal ini beralasan
karena guru dijadikan model bagi
masyarakat tentang contoh pribadi yang baik. Apabila guru tidak mampu
menunjukkan pribadi yang baik, maka siswa yang diajar kemungkinan besar akan
meniru apa yang dilakukan gurunya. Apabila sudah terjadi seperti itu, tujuan
pendidikan yang berusaha menciptakan siswa yang unggul akan sulit dicapai. Di
mata masyarakat, guru akan kehilangan wibawa sekaligus kepercayaan.
Perilaku yang dapat digugu lan
ditiru juga selayaknya juga diterapkan tidak hanya guru, melainkan juga pada
calon guru atau mahasiswa kependidikan. Hal dilakukan selain sebagai upaya
pendidikan juga sebagai persiapan dan latihan. Dengan berupaya menjadi menjadi
sosok yang dapat digugu lan ditiru sejak masih duduk di bangku perkuliahan
diharapkan nantinya setelah lulus mahasiswa sudah siap secara fisik maupun mental
untuk menjadi seorang guru. Dengan demikian, guru merupakan sosok yang penting
bagi siswa maupun masyarakat. Tidak hanya menjadi sumber ilmu yang dapat dipercaya, tetapi juga dapat
dijadikan panutan siswa maupun masyarakat dalam bertingkah laku.
0 Komentar:
Posting Komentar