Oleh: Kurniawan Dwi A
Tuhan
menciptakan manusia dengan beraneka ragam. Di antara manusia yang diciptakan
tersebut, ada yang diciptakan dengan memiliki sifat hiperaktif. Anak
hiperaktif umumnya agresif, penuh semangat, tidak dapat tenang, sulit diajar, dan
tidak tahan lama melakukan satu aktivitas. Selain itu, biasanya juga sulit
bergaul dengan teman sebaya, tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru, dan juga sulit menaati perintah orangtua dan guru. Anak hiperaktif
umumnya mengalami masalah emosi, suka bermabuk-mabukan atau melakukan
pelanggaran hukum ketika anak tersebut telah menginjak dewasa. Sebenarnya
keaktifan tersebut tidak mereka inginkan. Namun, mereka sulit untuk duduk
dengan tenang dan memperlambat gerakan mereka karena mereka didorong oleh suatu
kekuatan yang sulit dijelaskan, dan sulit diubah.
Anak yang hiperaktif juga cenderung tidak bisa diam dan suka
mengganggu teman disekitarnya. Sifat anak yang seperti itu mengakibatkan orang
merasa capai sendiri melihat tingkah polah anak hiperaktif. Apalagi, orang tua
atau keluarga si anak yang setiap saat menyaksikan perilaku anak yang tidak dapat
diam dan cenderung merusak ini. Terkadang sikap anak ini membahayakan bagi dirinya sendiri maupun orang
di dekatnya. Keadaan tersebut membuat sebagian orang tua melabeli anak tersebut
dengan sebutan anak nakal.
Namun,
anak hiperaktif sebenarnya memiliki potensi yang tidak dimiliki orang lain. Hanya
saja, kebanyakan orang tua tidak mengetahui
cara menangani dan memunculkan potensi dari anak hiperaktif tersebut. Pada
dasarnya untuk mendidik anak hiperaktif membutuhkan cara khusus dan kesabaran
agar bisa menjadi anak yang diharapkan orang tua. Untuk menangani anak hiperaktif upaya
yang perlu dilakukan orang tua adalah penggunaan obat,
hindarkan anak dari pemanjaan, menciptakan lingkungan yang tenang, memilih acara
televisi dengan hati-hati, dan mengajak anak untuk selalu mendekatkan diri pada
Tuhan.
0 Komentar:
Posting Komentar